News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi
(IANnews.id)
Iannews-Jakarta. Vitamin C diberbagai penjuru apotek, hingga supermarket laku keras di tengah pandemi virus corona (COVID-19). Seorang pemilik apotek di kawasan Ciledug, Tangerang mengaku omzet bulanannya tembus Rp 100 juta per bulan sebab corona.
"Sebelum corona pendapatan bulanan hanya Rp 70 juta/bulan. Sekarang sejak ada corona bisa Rp 90-100 juta/bulan," ungkap pemilik apotek tersebut kepada detikcom, Jumat (3/4/2020).
Pasalnya, pendapatan hariannya juga meningkat, bahkan hingga 66%.
"Biasanya penjualan harian Rp 3 juta, itu normalnya. Setelah ada corona ini bisa sampai Rp 5 juta per bulan (naik 66%)," papar dia
Adapun faktor peningkatan omzet tersebut yakni larisnya penjualan vitamin C yang diiringi dengan kenaikan harga.
"Misalnya Imboost Force itu stok 2-3 box, harganya lumayan Rp 80.000-an. Biasanya berbulan-bulan nggak habis. Ini nggak sampai seminggu kosong. Enervon C juga, yang biasanya nggak pernah ke luar, sekarang habis," jelasnya.
Tak hanya vitamin C, vitamin E pun ludes dibeli warga setempat karena geger virus corona ini.
"Bahkan vitamin E seperti Natur-e itu habis. Biasanya itu sudah mau expired nggak laku-laku, sekarang habis. Jadi ini sangat pengaruh ke penjualan," imbuh dia.
Ia membeberkan, meningkatnya permintaan menyebabkan harga juga naik. Misalnya saja CDR isi 10 tablet Rp 50.000, naik jadi Rp 52.500. Begitu juga dengan imboost tablet dari isi 10 dari Rp 34.000 jadi Rp 47.500. Menurutnya, harga vitamin di apoteknya memang naik, namun tak berlebihan.
"Kita nggak bisa naikin harga seenaknya. Kadang ada obat yang mencantumkan Harga Eceran Tertinggi (HET) di kemasan. Kalau kita jual terlalu mahal, nanti pelanggan komplain,"' terangnya.
- 1Menteri Koperasi dan UKM: KUR Rp 25 Juta tanpa Agunan
- 2BI: tekanan "administered prices" picu inflasi April
- 3Jasa keuangan ilegal marak, OJK perkuat Satgas Waspada Investasi
- 4Kunjungan Raja Salman, Pertamina Tawarkan Suplai Avtur ke Arab Saudi
- 5Harga minyak dunia bervariasi di perdagangan Asia
- 6Harga emas berjangka turun tajam