News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi

PT Smartfren rencananya akan melakukan OWK karena membutuhkan dana untuk keperluan perseroan.
(IANnews.id) Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk akan menerbitkan obligasi wajib konversi sebesar Rp9 triliun. Direktur Keuangan Smartfren Telecom, Antoni Susilo, mengatakan, upaya ini dilakukan karena perseroan membutuhkan dana untuk keperluan ekspansi.
Perseroan tidak akan mengajukan pinjaman, karena akan menambah biaya.
"Oleh sebab itu, kami menggelar RUPSLB untuk membicarakan hal itu. Diputuskan untuk menerbitkan obligasi wajib konversi lagi sebesar Rp1 triliun guna membayar pinjaman dan Rp8 triliun untuk modal kerja," ujar Antoni usai rapat umum pemegang saham, Jumat, 6 Juni 2014.
Antoni mengungkapkan, utang perseroan pada 2014-2015 mencapai Rp4 triliun. Utang tersebut akan dibayarkan kepada Fast Angelo Financial sebesar US$90 juta. Sementara itu, sebesar US$95 juta akan dibayarkan kepada sebuah institusi keuangan Tiongkok.
Obligasi wajib konversi akan dilaksanakan sebulan kemudian setelah RUPS. Obligasi wajib konversi merupakan solusi, karena harga saham perseroan masih di bawah Rp100 per unit.
“Obligasi ini sudah yang kedua. Sebelumnya sudah dilakukan pada 2011,” tuturnya.
Perseroan tidak akan mengajukan pinjaman, karena akan menambah biaya.
"Oleh sebab itu, kami menggelar RUPSLB untuk membicarakan hal itu. Diputuskan untuk menerbitkan obligasi wajib konversi lagi sebesar Rp1 triliun guna membayar pinjaman dan Rp8 triliun untuk modal kerja," ujar Antoni usai rapat umum pemegang saham, Jumat, 6 Juni 2014.
Antoni mengungkapkan, utang perseroan pada 2014-2015 mencapai Rp4 triliun. Utang tersebut akan dibayarkan kepada Fast Angelo Financial sebesar US$90 juta. Sementara itu, sebesar US$95 juta akan dibayarkan kepada sebuah institusi keuangan Tiongkok.
Obligasi wajib konversi akan dilaksanakan sebulan kemudian setelah RUPS. Obligasi wajib konversi merupakan solusi, karena harga saham perseroan masih di bawah Rp100 per unit.
“Obligasi ini sudah yang kedua. Sebelumnya sudah dilakukan pada 2011,” tuturnya.
- 1Menteri Koperasi dan UKM: KUR Rp 25 Juta tanpa Agunan
- 2BI: tekanan "administered prices" picu inflasi April
- 3Jasa keuangan ilegal marak, OJK perkuat Satgas Waspada Investasi
- 4Kunjungan Raja Salman, Pertamina Tawarkan Suplai Avtur ke Arab Saudi
- 5Harga minyak dunia bervariasi di perdagangan Asia
- 6Harga emas berjangka turun tajam