News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi

SpaceX Dragon V2
(IANnews.id) Jakarta - Setelah lama disimpan, akhirnya SpaceX memamerkan mainan barunya, sebuah kapsul luar angkasa. Kapsul ini merupakan kendaraan baru NASA yang akan digunakan untuk membawa astronot ke stasiun luar angkasa (ISS).
"Kami ingin menunjukkan bahwa kami telah membuat langkah besar di bidang teknologi. Ini merupakan awal untuk naik ke tingkat yang baru," ujar CEO SpaceX, Elon Musk, seperti dikutip dari LA Times, Sabtu 31 Mei 2014.
Musk, yang yakin kapsul ini akan membawa manusia ke ISS suatu saat nanti, mengatakan bahwa sudah saatnya sebuah pesawat luar angkasa bisa terbang dan mendarat layaknya helikopter. Aksinya harus mulus, saat lepas landas atau mendarat. "Begitulah seharusnya sebuah kapal luar angkasa di abad 21 ini," katanya.
Kapsul itu, yang diberi nama Dragon V2, didesain untuk bisa membawa tujuh orang sekaligus. Bentuknya simpel, mirip dengan kapsul. Bisa dibilang, ini merupakan versi modern dari Apollo yang pernah digunakan astronot di 1960.
Tidak seperti pesawat Apollo, Dragon V2 akan bisa digunakan berulang kali. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan NASA karena terhindar dari pembengkakan anggaran.
Selama ini, setiap aksi peluncuran roket ke ISS, NASA tidak pernah menggunakan Apollo yang sama dua kali berturut-turut. Hal ini, menyebabkan anggaran NASA membengkak, yang pada akhirnya membuat NASA 'pensiun' pada 2011 lalu.
Sejak itu, badan luar angkasa Amerika itu berpikir keras untuk bisa mengirim astronot mengunjungi ISS. Bahkan pihak Rusia, rekan Amerika dalam mendirikan ISS, menawarkan untuk menumpang pesawatnya.
Namun, Rusia membanderol US$71 juta kepada Amerika untuk harga sewa satu bangku. Hal ini, membuat Amerika semakin galau. Rusia sampai mengeluarkan pernyataan bahwa ISS akan dioperasikan tanpa campur tangan Amerika lagi. Tidak ada jalan lain bagi NASA selain bekerja sama dengan pihak swasta.
SpaceX merupakan perusahaan yang diketahui berhasil mengirimkan kendaraan luar angkasanya ke orbit dan kembali dengan selamat. Jadilah, SpaceX memenangkan kontrak NASA senilai US$1,6 miliar. Kontrak sebesar itu sebagai imbalan untuk mengantarkan pasokan yang disediakan Amerika untuk ISS sebanyak 12 kali pengiriman.
Setelah puas dengan layanan pengiriman ke luar angkasa yang dilakukan SpaceX, NASA pun mempercayakan proyek pembuatan kendaraan luar angkasa yang bisa mengantarkan astronot. Proyek itu bernilai US$500 juta.
Untuk menguji ketangguhan Dragon V2, SpaceX akan melakukan uji terbang untuk pertama kalinya pada akhir 2016 nanti.
"Kami ingin menunjukkan bahwa kami telah membuat langkah besar di bidang teknologi. Ini merupakan awal untuk naik ke tingkat yang baru," ujar CEO SpaceX, Elon Musk, seperti dikutip dari LA Times, Sabtu 31 Mei 2014.
Musk, yang yakin kapsul ini akan membawa manusia ke ISS suatu saat nanti, mengatakan bahwa sudah saatnya sebuah pesawat luar angkasa bisa terbang dan mendarat layaknya helikopter. Aksinya harus mulus, saat lepas landas atau mendarat. "Begitulah seharusnya sebuah kapal luar angkasa di abad 21 ini," katanya.
Kapsul itu, yang diberi nama Dragon V2, didesain untuk bisa membawa tujuh orang sekaligus. Bentuknya simpel, mirip dengan kapsul. Bisa dibilang, ini merupakan versi modern dari Apollo yang pernah digunakan astronot di 1960.
Tidak seperti pesawat Apollo, Dragon V2 akan bisa digunakan berulang kali. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan NASA karena terhindar dari pembengkakan anggaran.
Selama ini, setiap aksi peluncuran roket ke ISS, NASA tidak pernah menggunakan Apollo yang sama dua kali berturut-turut. Hal ini, menyebabkan anggaran NASA membengkak, yang pada akhirnya membuat NASA 'pensiun' pada 2011 lalu.
Sejak itu, badan luar angkasa Amerika itu berpikir keras untuk bisa mengirim astronot mengunjungi ISS. Bahkan pihak Rusia, rekan Amerika dalam mendirikan ISS, menawarkan untuk menumpang pesawatnya.
Namun, Rusia membanderol US$71 juta kepada Amerika untuk harga sewa satu bangku. Hal ini, membuat Amerika semakin galau. Rusia sampai mengeluarkan pernyataan bahwa ISS akan dioperasikan tanpa campur tangan Amerika lagi. Tidak ada jalan lain bagi NASA selain bekerja sama dengan pihak swasta.
SpaceX merupakan perusahaan yang diketahui berhasil mengirimkan kendaraan luar angkasanya ke orbit dan kembali dengan selamat. Jadilah, SpaceX memenangkan kontrak NASA senilai US$1,6 miliar. Kontrak sebesar itu sebagai imbalan untuk mengantarkan pasokan yang disediakan Amerika untuk ISS sebanyak 12 kali pengiriman.
Setelah puas dengan layanan pengiriman ke luar angkasa yang dilakukan SpaceX, NASA pun mempercayakan proyek pembuatan kendaraan luar angkasa yang bisa mengantarkan astronot. Proyek itu bernilai US$500 juta.
Untuk menguji ketangguhan Dragon V2, SpaceX akan melakukan uji terbang untuk pertama kalinya pada akhir 2016 nanti.
- 1Soal Dana Nasabah Hilang, Ini Kata BRI
- 2Jakarta Tak Diguyur Hujan Deras pada 12 Januari, Ini Penjelasan BMKG
- 3Andal Software luncurkan Andal PayMaster 2016
- 4Apple resmi rilis iPhone 6S dan iPhone 6S Plus
- 5Google Maps kini beri petunjuk layaknya orang Indonesia
- 6Google luncurkan dan perbaharui aplikasi Street View





