News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi

Astronot
(IANnews.id) Jakarta - Ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melontarkan gagasan baru koloni manusia masa depan di planet lain. Dibandingkan dengan mengirimkan misi awak manusia ke planet luar Bumi, ilmuwan Adam Seltzner menyampaikan gagasan cukup mengirimkan DNA manusia ke planet lain.
Gen manusia itu dibawa dengan misi perjalanan ruang angkasa. Begitu sampai pada planet tujuan, gen itu dikembangkan dan diharapkan muncul peradaban manusia tanpa repot mengirimkan awak untuk mengoloni planet lain, melansir Daily Mail, Selasa 3 Juni 2014.
Ide itu memang tampak seperti fiksi sains. Namun, diperkirakan dengan kemajuan teknologi ratusan tahun mendatang, gagasan ini memungkinkan dijalani.
Gagasan itu disampaikan Seltzner dalam diskusi bertajuk "The Future is Here". Festival yang diselenggarakan Smithsonian Magazine di Washington DC, Amerika Serikat, pada Mei lalu.
"Penawaran eksplorasi ruang angkasa terbaik kami yaitu dengan 'mencetak' manusia secara asli pada planet lain. Kita mungkin bisa mengoloni dunia lain tanpa astronot tapi dengan bakteri," jelas Seltzner.
Skema pengiriman gen manusia itu disampaikan menggunakan dua cara. Pertama gen dititipkan dalam bakteri yang dikirimkan ke planet lain. Sementara itu, skema kedua, gen dititipkan dalam sebuah mesin robot yang akan diluncurkan pada planet tujuan.
Skema pertama itu memungkinkan. Belum lama ini uji coba bakteri di ruang angkasa sudah dilakukan. Pada bulan lalu, European Technology Exposure Facility (Eutef) telah membuktikan bakteri dapat bertahan hidup dalam perjalanan antarplanet, antara Bumi ke Mars. Peneliti merilis bakteri pada sisi luar modul Colombus di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Walhasil bakteri dapat tetap hidup dan berkembang.
Skema lain juga dapat diaplikasikan, yaitu melibatkan kemampuan mesin otomatis robotik ke sebuah planet yang dapat dihuni diluar Tata Surya yang dideteksi teleskop Kepler. Caranya, gen manusia dititipkan dengan memanfaatkan pancaran robotik.
Pengajuan gagasan ini muncul untuk menjadi solusi problem perjalanan antarbintang di ruang angkasa. Perjalanan ke planet jauh, di luar Tata Surya, yang butuh waktu lama sangat tidak memungkinkan saat ini. Secara hukum fisika, manusia belum mampu untuk mengarungi planet jauh dengan jangka waktu yang lama.
Untuk itu dengan mengganti gen manusia setidaknya menutupi problem itu.
Gen manusia itu dibawa dengan misi perjalanan ruang angkasa. Begitu sampai pada planet tujuan, gen itu dikembangkan dan diharapkan muncul peradaban manusia tanpa repot mengirimkan awak untuk mengoloni planet lain, melansir Daily Mail, Selasa 3 Juni 2014.
Ide itu memang tampak seperti fiksi sains. Namun, diperkirakan dengan kemajuan teknologi ratusan tahun mendatang, gagasan ini memungkinkan dijalani.
Gagasan itu disampaikan Seltzner dalam diskusi bertajuk "The Future is Here". Festival yang diselenggarakan Smithsonian Magazine di Washington DC, Amerika Serikat, pada Mei lalu.
"Penawaran eksplorasi ruang angkasa terbaik kami yaitu dengan 'mencetak' manusia secara asli pada planet lain. Kita mungkin bisa mengoloni dunia lain tanpa astronot tapi dengan bakteri," jelas Seltzner.
Skema pengiriman gen manusia itu disampaikan menggunakan dua cara. Pertama gen dititipkan dalam bakteri yang dikirimkan ke planet lain. Sementara itu, skema kedua, gen dititipkan dalam sebuah mesin robot yang akan diluncurkan pada planet tujuan.
Skema pertama itu memungkinkan. Belum lama ini uji coba bakteri di ruang angkasa sudah dilakukan. Pada bulan lalu, European Technology Exposure Facility (Eutef) telah membuktikan bakteri dapat bertahan hidup dalam perjalanan antarplanet, antara Bumi ke Mars. Peneliti merilis bakteri pada sisi luar modul Colombus di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Walhasil bakteri dapat tetap hidup dan berkembang.
Skema lain juga dapat diaplikasikan, yaitu melibatkan kemampuan mesin otomatis robotik ke sebuah planet yang dapat dihuni diluar Tata Surya yang dideteksi teleskop Kepler. Caranya, gen manusia dititipkan dengan memanfaatkan pancaran robotik.
Pengajuan gagasan ini muncul untuk menjadi solusi problem perjalanan antarbintang di ruang angkasa. Perjalanan ke planet jauh, di luar Tata Surya, yang butuh waktu lama sangat tidak memungkinkan saat ini. Secara hukum fisika, manusia belum mampu untuk mengarungi planet jauh dengan jangka waktu yang lama.
Untuk itu dengan mengganti gen manusia setidaknya menutupi problem itu.
- 1Soal Dana Nasabah Hilang, Ini Kata BRI
- 2Jakarta Tak Diguyur Hujan Deras pada 12 Januari, Ini Penjelasan BMKG
- 3Andal Software luncurkan Andal PayMaster 2016
- 4Apple resmi rilis iPhone 6S dan iPhone 6S Plus
- 5Google Maps kini beri petunjuk layaknya orang Indonesia
- 6Google luncurkan dan perbaharui aplikasi Street View





