News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi
(IANnews.id) "(IANNnews) Jakarta - Menjamurnya berbagai gadget canggih, seperti ponsel pintar, komputer tablet, dan convertible PC menimbulkan gaya hidup baru dalam dunia kerja, atau dikenal dengan istilah bring your own device (BYOD).
Tren itu membuat karyawan membawa sendiri perlengkapan kerjanya, sementara perusahaan menyediakan akses data dan jaringan.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2012, jumlah gadget di Indonesia sudah mencapai 240 juta unit, atau melebihi populasi penduduk Indonesia.
Selain itu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga mencatat bahwa 65 persen pengguna Internet di Indonesia lebih sering terhubung ke dunia maya melalui perangkat mobile.
Melihat tren itu, Microsoft mengampanyekan budaya baru dalam bekerja yang bertajuk ""Office Out of Office"" atau Office OOf.
Ke depan, Microsoft yakin, meskipun tidak hadir secara fisik di kantor, namun karyawannya tetap aktif bekerja di berbagai lokasi di Jakarta.
""Kini, kerja diartikan sebagai aktivitas yang kami lakukan, hasilkan, dari manapun, dan kapanpun,"" kata Andreas Diantoro, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, di kantornya, Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, 13 Juni 2013.
Teknologi yang digunakan Microsoft agar karyawan dapat bekerja meski di luar kantor adalah dengan teknologi seperti Microsoft Lync, SharePoint, Yammer, dan Office 365 yang sudah berbasis Cloud.
""Dengan teknologi itu, maka seluruh karyawan Microsoft dapat berinteraksi dan tetap produktif. Yang penting ada Internet yang tersambung ke Cloud,"" ujar Andreas, tanpa menyebut seberapa besar efisiensi operasional perusahaan dari budaya baru ini.
Sementara itu, Martha Jonatan, Direktur Human Resources Microsoft Indonesia menuturkan, di kantor Microsoft Indonesia tidak ada sistem absensi dan waktu kerjanya sangat fleksibel.
""Setiap hari, kami bekerja berdasarkan dari pencapaian-pencapaian yang sudah ditentukan. Setiap hari saya masih sempat antar jemput anak sekolah, namun tetap bisa bekerja,"" kata Martha. "
Tren itu membuat karyawan membawa sendiri perlengkapan kerjanya, sementara perusahaan menyediakan akses data dan jaringan.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2012, jumlah gadget di Indonesia sudah mencapai 240 juta unit, atau melebihi populasi penduduk Indonesia.
Selain itu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga mencatat bahwa 65 persen pengguna Internet di Indonesia lebih sering terhubung ke dunia maya melalui perangkat mobile.
Melihat tren itu, Microsoft mengampanyekan budaya baru dalam bekerja yang bertajuk ""Office Out of Office"" atau Office OOf.
Ke depan, Microsoft yakin, meskipun tidak hadir secara fisik di kantor, namun karyawannya tetap aktif bekerja di berbagai lokasi di Jakarta.
""Kini, kerja diartikan sebagai aktivitas yang kami lakukan, hasilkan, dari manapun, dan kapanpun,"" kata Andreas Diantoro, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, di kantornya, Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, 13 Juni 2013.
Teknologi yang digunakan Microsoft agar karyawan dapat bekerja meski di luar kantor adalah dengan teknologi seperti Microsoft Lync, SharePoint, Yammer, dan Office 365 yang sudah berbasis Cloud.
""Dengan teknologi itu, maka seluruh karyawan Microsoft dapat berinteraksi dan tetap produktif. Yang penting ada Internet yang tersambung ke Cloud,"" ujar Andreas, tanpa menyebut seberapa besar efisiensi operasional perusahaan dari budaya baru ini.
Sementara itu, Martha Jonatan, Direktur Human Resources Microsoft Indonesia menuturkan, di kantor Microsoft Indonesia tidak ada sistem absensi dan waktu kerjanya sangat fleksibel.
""Setiap hari, kami bekerja berdasarkan dari pencapaian-pencapaian yang sudah ditentukan. Setiap hari saya masih sempat antar jemput anak sekolah, namun tetap bisa bekerja,"" kata Martha. "
- 1Soal Dana Nasabah Hilang, Ini Kata BRI
- 2Jakarta Tak Diguyur Hujan Deras pada 12 Januari, Ini Penjelasan BMKG
- 3Andal Software luncurkan Andal PayMaster 2016
- 4Apple resmi rilis iPhone 6S dan iPhone 6S Plus
- 5Google Maps kini beri petunjuk layaknya orang Indonesia
- 6Google luncurkan dan perbaharui aplikasi Street View