News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi

Ilustrasi
(IANnews.id) Jakarta - Sebuah teknologi baru dan unik ditemukan oleh ilmuwan Jerman. Penemuan ini memungkinkan orang menerbangkan pesawat hanya menggunakan pikiran.
Dikutip melalui Engadget, Kamis 29 Mei 2014, teknologi yang diberi nama Flight Brain ini memberi kemudahan bagi yang akan menerbangkan pesawat. Tidak perlu punya keahlian layaknya pilot karena penemuan ini dapat dikendalikan melalui apa yang kita pikirkan dari sistem kerja otak.
"Terbang dengan menggunakan kontrol otak bisa menjadi lebih mudah," ujar Tim Fricke, Kepala Proyek Penelitian Flight Brain.
Sebelumnya ilmuwan tersebut tidak hanya menemukan tapi menguji kelayakan Flight Brain di simulator penerbangan. Dari beberapa orang yang mempunyai berbagai tingkat pengalaman, salah satunya yang tidak memiliki dasar penerbangan sama sekali.
Dari tujuh mata pelajaran cara-cara mengendalikan pesawat, semuanya memiliki keakuratan untuk mendapatkan lisensi terbang.
Fligh Brain ini menghubungkan otak kepada pesawat dengan menggunakan sebuah topi yang terhubung ke elektroda EEG. Perintah dari otak akan berbentuk sinyal kemudian diterjemahkan ke dalam algoritma untuk dimengerti pesawat yang diintruksikan.
Penemuan unik ini hasil buah mahakarya tim peneliti dari Technical University of Munich dan Technical University of Berlin di Jerman yang didanai oleh Uni Eropa.
Melansir Tech Crunch, Fricke mengatakan teknologi ini dirancang untuk masa depan yang dapat diakses lebih banyak orang, tidak hanya seorang pilot saja.
Dikutip melalui Engadget, Kamis 29 Mei 2014, teknologi yang diberi nama Flight Brain ini memberi kemudahan bagi yang akan menerbangkan pesawat. Tidak perlu punya keahlian layaknya pilot karena penemuan ini dapat dikendalikan melalui apa yang kita pikirkan dari sistem kerja otak.
"Terbang dengan menggunakan kontrol otak bisa menjadi lebih mudah," ujar Tim Fricke, Kepala Proyek Penelitian Flight Brain.
Sebelumnya ilmuwan tersebut tidak hanya menemukan tapi menguji kelayakan Flight Brain di simulator penerbangan. Dari beberapa orang yang mempunyai berbagai tingkat pengalaman, salah satunya yang tidak memiliki dasar penerbangan sama sekali.
Dari tujuh mata pelajaran cara-cara mengendalikan pesawat, semuanya memiliki keakuratan untuk mendapatkan lisensi terbang.
Fligh Brain ini menghubungkan otak kepada pesawat dengan menggunakan sebuah topi yang terhubung ke elektroda EEG. Perintah dari otak akan berbentuk sinyal kemudian diterjemahkan ke dalam algoritma untuk dimengerti pesawat yang diintruksikan.
Penemuan unik ini hasil buah mahakarya tim peneliti dari Technical University of Munich dan Technical University of Berlin di Jerman yang didanai oleh Uni Eropa.
Melansir Tech Crunch, Fricke mengatakan teknologi ini dirancang untuk masa depan yang dapat diakses lebih banyak orang, tidak hanya seorang pilot saja.
- 1Soal Dana Nasabah Hilang, Ini Kata BRI
- 2Jakarta Tak Diguyur Hujan Deras pada 12 Januari, Ini Penjelasan BMKG
- 3Andal Software luncurkan Andal PayMaster 2016
- 4Apple resmi rilis iPhone 6S dan iPhone 6S Plus
- 5Google Maps kini beri petunjuk layaknya orang Indonesia
- 6Google luncurkan dan perbaharui aplikasi Street View





