News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi
(IANnews.id)
Iannews-Jakarta. China tengah mendorong penggunaan mata uangnya, Renminbi untuk transaksi dagang internasional, termasuk dengan Indonesia. Lantas apakah mata China ini bakal menggeser dominasi dolar Amerika Serikat (AS) di pasar internasional?
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal mengatakan, dalam waktu dekat Renminbi belum akan mampu menggeser Dolar AS sebagai raja mata uang internasional.
"Saya tidak lihat dalam jangka pendek dolar akan tergantikan karena dolar masih raja, karena sebagian besar internasional trading itu dalam US$," kata dia pada diskusi membahas perkembangan Renminbi dalam perdagangan internasional di Energy Building, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Dia menjelaskan, saat ini perdagangan yang dilakukan oleh China sendiri belum sepenuhnya menggunakan mata uang negaranya. Sebagai bisnis masih menggunakan Dolar AS.
"Tiongkok sendiri juga masih sebagian besar menggunakan Dolar AS kalau mereka berdagang," sebutnya.
Namun seiring waktu, dengan pemerintah China mendorong perdagangan internasional menggunakan Renminbi, tak menutup kemungkinan keberadaannya akan terus meningkat.
"Yang jelas Renminbi akan semakin digunakan oleh pemerintah China, dan mereka akan dorong penggunaannya dalam perdagangan dengan negara-negara mitra dagang mereka," jelasnya.
Di Indonesia sendiri, menurut dia upaya mendorong perdagangan menggunakan Renminbi terlihat dari makin banyaknya bank asal China yang berdiri di Indonesia.
"Makanya kita lihat semakin banyak perbankan China atau Tiongkok yang ada di Indonesia sekarang," ujarnya.
Dia menambahkan, kerja sama Indonesia dan China pun kelihatannya akan semakin meningkat dengan adanya program Belt and Road Initiative. Itu nantinya berpeluang meningkatkan penggunaan Renminbi.
"Kalau misalnya Indonesia lebih aktif bekerja sama dalam konteks Belt and Road Initiative, tentu akan lebih banyak proyek-proyek yang akan menggunakan Renminbi," tambahnya.
- 1Soal Dana Nasabah Hilang, Ini Kata BRI
- 2Jakarta Tak Diguyur Hujan Deras pada 12 Januari, Ini Penjelasan BMKG
- 3Andal Software luncurkan Andal PayMaster 2016
- 4Apple resmi rilis iPhone 6S dan iPhone 6S Plus
- 5Google Maps kini beri petunjuk layaknya orang Indonesia
- 6Google luncurkan dan perbaharui aplikasi Street View