News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi
Silvacola acares
(IANnews.id) Jakarta - Di sebuah sungai di Kanada, beberapa ilmuwan menemukan fosil hewan berukuran sangat kecil. Fosil ini diduga dahulunya adalah seekor landak yang berukuran hanya 2 inci.
Nama 'landak' kecil itu Silvacola acares yang artinya 'si kecil penghuni hutan'. S.acares diperkirakan hidup sejak 52 juta tahun lalu. Dia merupakan spesies pertama yang pernah ditemukan di sini.
Ukurannya yang kecil membuatnya menjadi hewan paling kecil yang pernah ditemukan dalam dunia sains. Saking kecilnya, bagian punggungnya hanya seukuran 1 milimeter. Tulangnya begitu halus sehingga para peneliti khawatir fosil itu akan remuk jika diangkat dari tempatnya menempel.
Mereka pun memutuskan untuk membiarkan fosil tulang hewan itu tetap melekat pada batu tersebut. Para arkeolog itu mencoba melakukan pemindaian micro-CT untuk mengetahui jenis mamalia pemilik fosil.
"Hasil pemindaian yang saya dapat terhadap gigi geraham fosil tersebut kemudian saya bandingkan dengan gigi hewan kecil lainnya," ujar Jaelyn Eberle, seperti dikutip melalui LA Times, Rabu, 9 Juli 2014.
Eberle, yang telah mempelajari ilmu mamalia purba di University of Colorado ini mengatakan jika ia menghentikan upayanya itu karena waktu yang dibutuhkan pasti akan lama. Menurutnya tidak ada gigi hewan yang mirip dengan gigi spesies ini. Eberle pun menyadari bahwa fosil yang berada di tangannya ini merupakan spesies baru karena gen-nya tidak dimiliki hewan manapun.
"Mirip landak tapi juga mirip dengan tapir," tulis Eberle dalam jurnal penelitiannya yang bertajuk Vertebrate Paleontology.
Namun Eberle menyayangkan dirinya dan para rekan tidak bisa melakukan penelitian lebih lanjut karena minimnya sumber yang didapat. Dari penelitian fosil tersebut menunjukkan Silvacola acares hidup sekitar 52 tahun yang lalu di zaman Eocene. Pada jaman tersebut, Bumi berada di suhu yang paling hangat sejak era Dinosaurus.
Saat itu, Kanada diselimuti hutan hujan yang tidak biasa, di mana pohon palem dan cemara tumbuh berdampingan. Suhu rata-rata di zaman itu kemungkinan berada di 50 Fahrenheit dan belum pernah mencapai titik beku. Eberle menjelaskan jika landak kecil itu kemungkinan besar adalah hewan Omnivora yang memakan serangga dan tanaman di hutan.
Fosil Silvacola ditemukan di tepi sungai Driftwood, sekitar 420 mil sebelah utara Vancouver. Di tempat ini sering ditemukan fosil tumbuhan dan tanaman yang hidup jaman Eocene. Namun untuk fosil mamalia landak/tapir ini merupakan yang pertama ditemukan di situs ini.
Nama 'landak' kecil itu Silvacola acares yang artinya 'si kecil penghuni hutan'. S.acares diperkirakan hidup sejak 52 juta tahun lalu. Dia merupakan spesies pertama yang pernah ditemukan di sini.
Ukurannya yang kecil membuatnya menjadi hewan paling kecil yang pernah ditemukan dalam dunia sains. Saking kecilnya, bagian punggungnya hanya seukuran 1 milimeter. Tulangnya begitu halus sehingga para peneliti khawatir fosil itu akan remuk jika diangkat dari tempatnya menempel.
Mereka pun memutuskan untuk membiarkan fosil tulang hewan itu tetap melekat pada batu tersebut. Para arkeolog itu mencoba melakukan pemindaian micro-CT untuk mengetahui jenis mamalia pemilik fosil.
"Hasil pemindaian yang saya dapat terhadap gigi geraham fosil tersebut kemudian saya bandingkan dengan gigi hewan kecil lainnya," ujar Jaelyn Eberle, seperti dikutip melalui LA Times, Rabu, 9 Juli 2014.
Eberle, yang telah mempelajari ilmu mamalia purba di University of Colorado ini mengatakan jika ia menghentikan upayanya itu karena waktu yang dibutuhkan pasti akan lama. Menurutnya tidak ada gigi hewan yang mirip dengan gigi spesies ini. Eberle pun menyadari bahwa fosil yang berada di tangannya ini merupakan spesies baru karena gen-nya tidak dimiliki hewan manapun.
"Mirip landak tapi juga mirip dengan tapir," tulis Eberle dalam jurnal penelitiannya yang bertajuk Vertebrate Paleontology.
Namun Eberle menyayangkan dirinya dan para rekan tidak bisa melakukan penelitian lebih lanjut karena minimnya sumber yang didapat. Dari penelitian fosil tersebut menunjukkan Silvacola acares hidup sekitar 52 tahun yang lalu di zaman Eocene. Pada jaman tersebut, Bumi berada di suhu yang paling hangat sejak era Dinosaurus.
Saat itu, Kanada diselimuti hutan hujan yang tidak biasa, di mana pohon palem dan cemara tumbuh berdampingan. Suhu rata-rata di zaman itu kemungkinan berada di 50 Fahrenheit dan belum pernah mencapai titik beku. Eberle menjelaskan jika landak kecil itu kemungkinan besar adalah hewan Omnivora yang memakan serangga dan tanaman di hutan.
Fosil Silvacola ditemukan di tepi sungai Driftwood, sekitar 420 mil sebelah utara Vancouver. Di tempat ini sering ditemukan fosil tumbuhan dan tanaman yang hidup jaman Eocene. Namun untuk fosil mamalia landak/tapir ini merupakan yang pertama ditemukan di situs ini.
- 1Soal Dana Nasabah Hilang, Ini Kata BRI
- 2Jakarta Tak Diguyur Hujan Deras pada 12 Januari, Ini Penjelasan BMKG
- 3Andal Software luncurkan Andal PayMaster 2016
- 4Apple resmi rilis iPhone 6S dan iPhone 6S Plus
- 5Google Maps kini beri petunjuk layaknya orang Indonesia
- 6Google luncurkan dan perbaharui aplikasi Street View