News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi

Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo (kiri).
(IANnews.id) Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Drajad Wibowo menilai bahwa pemilihan presiden 2014 adalah momentum sejumlah partai Islam atau partai berbasis massa Islam untuk membentuk koalisi.
Drajad menuturkan sebelum pemilihan legilatif banyak survei yang mengatakan sejumlah parpol Islam hanya akan mendapat suara minoritas, bahkan disebut tidak akan lolos parliamantery threshold.
"Ternyata setelah quick count, partai-partai Islam bukan hanya menjungkirbalikan survei yang ada, malah ada pertambahan suara yang diperoleh oleh partai-partai Islam," kata Drajad, di Cikini, Jakarta, Sabtu 19 April 2014.
Selain itu, Drajad menilai bahwa Indonesia tidak akan bisa dipimpin hanya oleh satu golongan saja. "Indonesia sangat manjemuk, sehingga tidak mungkin sebuah kekuatan kelompok sendiri mengurusnya sendiri," ujarnya.
Anggota Majelis Syuro Partai keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid, mengatakan rencana pembentukan koalisi partai-partai Islam berangkat dari aspirasi sejumlah organisasi massa Islam.
Menurutnya, sejumlah Ormas menghendaki agar parpol islam bersatu supaya dapat memberikan alternatif calon presiden. Partai Islam atau berbasis massa Islam, kata Hidayat, memiliki suara yang sangat signifikan jika berkoalisi, bahkan bisa mengalahkan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sekalipun.
"Realita akumulasi suara parpol Islam itu tidak sedikit, sekitar 32%, lebih banyak pada PDI-P sekalipun. Ini bagian dari amanah yang harus diperjuangkan seperti aspirasi ormas islam itu," kata Hidayat.
Drajad menuturkan sebelum pemilihan legilatif banyak survei yang mengatakan sejumlah parpol Islam hanya akan mendapat suara minoritas, bahkan disebut tidak akan lolos parliamantery threshold.
"Ternyata setelah quick count, partai-partai Islam bukan hanya menjungkirbalikan survei yang ada, malah ada pertambahan suara yang diperoleh oleh partai-partai Islam," kata Drajad, di Cikini, Jakarta, Sabtu 19 April 2014.
Selain itu, Drajad menilai bahwa Indonesia tidak akan bisa dipimpin hanya oleh satu golongan saja. "Indonesia sangat manjemuk, sehingga tidak mungkin sebuah kekuatan kelompok sendiri mengurusnya sendiri," ujarnya.
Anggota Majelis Syuro Partai keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid, mengatakan rencana pembentukan koalisi partai-partai Islam berangkat dari aspirasi sejumlah organisasi massa Islam.
Menurutnya, sejumlah Ormas menghendaki agar parpol islam bersatu supaya dapat memberikan alternatif calon presiden. Partai Islam atau berbasis massa Islam, kata Hidayat, memiliki suara yang sangat signifikan jika berkoalisi, bahkan bisa mengalahkan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sekalipun.
"Realita akumulasi suara parpol Islam itu tidak sedikit, sekitar 32%, lebih banyak pada PDI-P sekalipun. Ini bagian dari amanah yang harus diperjuangkan seperti aspirasi ormas islam itu," kata Hidayat.
- 1Sekolah Indonesia di Kuala Lumpur doa bersama jelang UN
- 2Festival "kue bulan" hadir di Jakarta
- 3BI: masyarakat jangan panik berlebihan terhadap pelemahan rupiah
- 4Pemprov DKI suntik modal Jakpro Rp7,7 triliun
- 5PT MRT: mesin bor terowongan tiba di Jakarta
- 6Sys NS sarankan SBY berkiprah di tingkat internasional