News Update
- Ilmuwan China Perkirakan Virus Corona Bisa Terkendali Akhir April
- Resep Takoyaki, Jajanan Kekinian Jepang yang Mudah Dibikin di Rumah
- Makin Sehat #DiRumahAja, Coba 4 Makanan Bergizi Ini
- Lockdown Dicabut, Mie Saus Kacang Kembali Dinikmati Warga Wuhan
- 5 Mitos dan Fakta Soal Makan Brutu Ayam, Salah Satunya Bikin Pikun
- Berkah di Balik Corona Omzet Apotek Ini Tembus Rp 100 Juta/Bulan
- 3 Provinsi di Indonesia Ini Paling Rentan Penularan Virus Corona
- Garuda Pangkas 6 Cucu Usaha, Garuda Tahuberes Ikut Kena

(IANnews.id) (IANNnews) Madiun - Sejak lima tahun lalu, tepatnya pada 2 Oktober 2009, batik telah diresmikan oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi milik Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik khas masing-masing, tidak terkecuali Madiun.
Seorang pengrajin yang juga pemilik galeri batik khas Madiun Sri Murniati mengatakan batik khas Madiun memiliki corak khas yang berbeda dari daerah lain. Batik khas Madiun bercorak Batik Sego Pecel dan batik Seger Arum.
“Terus karena itu Bu Wali mintanya bikin Seger Arum, jadi Seger Arum itu segernya dari jeruk Nambangan, harumnya dari harum bunga melati dan keris Tundung Madiun,” kata Murni .
Sri Murniati menambahkan untuk membuat satu jenis batik tulis pada kain membutuhkan waktu hingga empat hari. Karya Sri Murniati digunakan oleh sejumlah pejabat pemerintah seperti Walikota Madiun, Lanud Iswahyudi dan lainnya. Untuk satu kain batik hasil produksinya dipatok dengan harga sekitar Rp300 ribu.
Menurut Sri Murniati seluruh operasional pembuatan batik masih menggunakan biaya pribadi sehingga galerinya masih terbilang sederhana.
Untuk mengembangkan usahanya, Sri Murniati berharap pemerintah dapat memberikan fasilitas baik permodalan maupun pembinaan.
Seorang pengrajin yang juga pemilik galeri batik khas Madiun Sri Murniati mengatakan batik khas Madiun memiliki corak khas yang berbeda dari daerah lain. Batik khas Madiun bercorak Batik Sego Pecel dan batik Seger Arum.
“Terus karena itu Bu Wali mintanya bikin Seger Arum, jadi Seger Arum itu segernya dari jeruk Nambangan, harumnya dari harum bunga melati dan keris Tundung Madiun,” kata Murni .
Sri Murniati menambahkan untuk membuat satu jenis batik tulis pada kain membutuhkan waktu hingga empat hari. Karya Sri Murniati digunakan oleh sejumlah pejabat pemerintah seperti Walikota Madiun, Lanud Iswahyudi dan lainnya. Untuk satu kain batik hasil produksinya dipatok dengan harga sekitar Rp300 ribu.
Menurut Sri Murniati seluruh operasional pembuatan batik masih menggunakan biaya pribadi sehingga galerinya masih terbilang sederhana.
Untuk mengembangkan usahanya, Sri Murniati berharap pemerintah dapat memberikan fasilitas baik permodalan maupun pembinaan.